Awal mula suka bola? Ya.. kira-kira tahun 2002’an saat nonton
pagelaran Piala Dunia di tipi. Tapi kalau bicara sesuatu yang membuat saya
sangat tertarik sekali dengan olahraga ini ya the one and only.. “Alessandro
Del Piero”. Bahkan kalau ditelisik saya sudah suka dengan Del Piero
semenjak sebelum sekolah TK. Tahun 1999’an mungkin (tua Banget ya saya). Dulu.. dulu sekali saya sudah minta
baju jersey Juventus bernama Del
Piero pada ibu saya, meskipun pada saat itu belum bisa membaca tapi saya
sudah bisa menghafal bentuk huruf tulisan Alesandro
beserta nomor punggungnya saat memilih.
Berkat beliau saya mencintai permainan ini, karena auranya, gaya mainnya, kepemimpinannya, dan daya pikat gocekannya yang tak tertandingi. Makanya sampai sekarang bagi saya pemain terbaik di dunia itu ya cuma satu, ya “Del Piero”, siapa lagi. CR7? Messi? Jauh banget lah. Mereka semua mungkin hebat tapi ada sisi lain di luar sepakbola atau skill mereka yang tak sesempurna “Alesandro Del Piero”. Mungkin karena itu dulu klub favorit saya adalah Juventus.
Berkat beliau saya mencintai permainan ini, karena auranya, gaya mainnya, kepemimpinannya, dan daya pikat gocekannya yang tak tertandingi. Makanya sampai sekarang bagi saya pemain terbaik di dunia itu ya cuma satu, ya “Del Piero”, siapa lagi. CR7? Messi? Jauh banget lah. Mereka semua mungkin hebat tapi ada sisi lain di luar sepakbola atau skill mereka yang tak sesempurna “Alesandro Del Piero”. Mungkin karena itu dulu klub favorit saya adalah Juventus.
Eitt, tapi itu nggak berselang lama kok. Semenjak ada doktrin
kakak saya tentang Manchester United,
lama-kelamaan saya terpengaruh juga. Sekadar info kedua kakak saya adalah fans Manchester United. Dulu semua barang di
rumah berbau-bau Manchester United.
Mulai dari buku, buku tempat foto, baju, gambar, poster dll. Dan semenjak tahun
2003 saya mendeklarasikan diri sebagai ‘Fans United Garis Imut’ hingga sekarang.
Ada perbedaan ketika saya menjadi fans United atau Juventus. Di
Juventus yang saya lihat hanya Del Piero, daya tarik tim ini hanyalah Del Piero, bahkan mungkin saya menyukai
klub ini hanya karena ada Del Piero.
Berbeda dengan United, bukan hanya
pemain, pelatih atau stadion yang membuat saya mencintai klub ini. Ada history,
tragedi, intrik-intrik beserta apapun yang meliputi tim ini yang sangat saya cintai
hingga kini. Saya tak peduli ketika CR7
pindah ke Real Madrid, karena bagi
saya mencintai Manchester United bukan sekedar karena pemainnya, tapi secara
keseluruhan klub ini. Siapa yang tak kenal Busby Babes generasi emasnya Sir Matt Busby dengan berisikan
anak-anak muda brilian. Pelatih kece Sir
Matt Busby, peletak fondasi utama di Manchester
United, siapa yang tak tahu Tragedi Munich yang menewaskan
beberapa pemain United. Begitu juga Trinity
United yaitu Denis Law, Sir
Bobby Charlton dan George Best,
atau pemain terbaik United dan Inggris Duncan
Edward yang harus meninggal karena Tragedi Munich, atau pelatih
fenomenal Sir Alex Fergusson yang
terkenal dengan ‘Fergie Time’-nya, atau gol injury time final Liga Champions
1999, duet maut Andy Cole dan Dwight Yorke, Class 92, nomor keramat 7
yang hanya boleh dimiliki orang-orang tertentu seperti Beckham, CR7, George Best, Eric Cantona, Bryan Robson, dan sekarang Alexis Sanchez, juga
pemain-pemain hebat lainnya seperti Roy
Keano, Scholes, Ruud Van Nistelrooy, Si Baby Face Sollskjaer, Van Persie, Dea
Gea, Peter Schmeichel, Van Der Sar, Vidic, Ferdinand, Rooney, Berbatov,
Chicarito, Carrick dll. Kalau stadion Old
Trafford gimana? Stadion ini salah satu stadion terbaik di Inggris dan
dunia dengan sebutan ‘Theater of Dreams’ karena menjadi
impian semua anak-anak di dunia untuk bermain di sana dan juga hukumnya wajib
bagi fans United untuk datang kesana, meskipun saya belum sih, terkendala uang
(ya semoga besok saya bisa dateng ke
stadion ini, siapa tahu pihak klub Manchester United mau mendengarkan dan
membantu saya datang ke stadion ini hehehe). Apalagi ya, banyak sih
sebenarnya. Oh ya, sampai lupa, tendangan kungfunya King Eric Cantona, selebrasinya yang arogan hingga kerah baju yang
dinaikkan masih diingat hingga sekarang oleh fans United, just info Eric
Cantona ini mendapat gelar King
dari fans United dan chant lagunya
masih sering dinyanyikan hingga sekarang sama dengan chant ‘Viva Ronaldo’ yang masih dinyanyikan hingga sekarang, emang ya
mantan itu ngangenin banget hahaha.. fans United
emang sering gagal move on. Fans-fans United
juga lucu-lucu, kalau kalian sering mendengarkan chant-chant mereka di stadion,
maka kalian akan tertawa terbahak-bahak, karena emang chant-chant United itu sarkas tapi lucu, kalau di
Indonesia miriplah sama chant-chant milik Bonek
atau Aremania. Tempat terbaik fans United menyanyikan chant kalau kata
data di internet sih ya sudut Stretford End, posisinya dibelakang
gawang dan katanya merupakan spot paling berisik dari awal main hingga selesai,
mereka.. fans-fans ini menyanyi tidak berhenti-henti dengan suara yang sangat
nyaring.
Dan satu lagi, rivalitas United
dengan Liverpool. Bagi fans MU, lebih baik kita gagal juara
daripada kalah tanding lawan Liverpool,
sejarahnya panjang banget, ada yang menyebut kalau rivalitas kedua kota ini
sudah terjalin semenjak kota Manchester
membuat jalan kapal dari Liverpool ke Manchester. Karena kota Manchester adalah kota industri
sementara kota Liverpool adalah kota
pelabuhan maka dulu sebelum jalan kapal itu dibangun maka orang Manchester mengirim barangnya lewat Liverpool. Tapi karena jalan kapal itu
sudah dibuat, membuat pendapatan di kota Liverpool
merosot hingga menimbulkan kebencian masyarakat Liverpool pada masyarakat Manchester.
Makanya Manchester United VS Liverpool
bukan sekedar rival antar pertandingan bola, tapi ini adalah rival segala aspek
antara kedua kota tersebut.
Nah ada satu lagi, ada dua quote terbaik menurut saya dari
legenda United Sir Matt Busby dan Jimmy Murphy yang sampai sekarang
masih diingat seluruh fans United,
bahkan quote itu salah satunya di taruh disalah satu sudut stadion. Penyebab
tulisan itu ialah sewaktu Sir Matt Busby
dapat tawaran untuk melatih Real Madrid,
secara tim Madrid jelas lebih baik
dari United saat itu (sekarang juga
sih), tapi dengan elegan Sir Matt Busby
menolaknya dengan berkata:
"Manchester is My Heaven”
Begitu juga dengan Jimmy
Murphy, asisten pelatih Sir Matt
Busby, setelah tragedi Munich yang
menewaskan hampir seluruh pemain United.
Jimmy Murphy yang saat itu tidak
ikut rombongan pergi naik pesawat, akhirnya harus menanggung beban mengurus tim ini disisa musim Liga. Sir Matt
Busby masih dalam keadaan perawatan, jendela transfer belum buka, keuangan
klub amburadul karena kecelakaan tersebut, hingga akhirnya pihak klub
mengumumkan bahwa tim ini harus berhenti berkompetensi sementara waktu,
menunggu semua pihak yang terlibat kembali pulih. Tapi dengan enteng Jimmy Murphy membentak beberapa
petinggi United dengan menyatakan:
“Ini tentang menunjukkan siapa kita (Manchester United), kepada dunia. Menunjukkan kalau kita tidak akan tunduk dengan tragedi. Karena bagaimana kita di masa depan akan didasarkan pada bagaimana kita berperilaku hari ini.”
Jimmy Murphy melanjutkan tim ini disisa musim
Liga, dengan pemain seadanya dia merekrut beberapa pemain amatir dan pemain
akademi, karena memang jendela transfer pemain belum buka, juga ketersediaan
uang yang terbatas. Bahkan tim asistennya pun datang dari berbagai orang
sukarelawan (udah kayak bencana banjir aja ya) yang prihatin akan tragedi ini.
Dengan bermodalkan pemain seadanya Jimmy
memimpin tim ini meskipun harus terseok-seok di Liga, tapi Jimmy berhasil membawa tim ini hingga melaju ke babak final Piala
FA meskipun kalah di final. Tapi meskipun kalah, United dipuji seluruh dunia
karena hanya beberapa bulan setelah tragedi, klub ini masih bisa bertahan bahkan
bisa mencapai final piala FA.
Seperti yang sering fans United
bilang, “The Red Flag Flying High.”
Bagaimanapun klub ini sering mengalami pasang surut performa,
tapi satu yang tak pernah hilang dari United
adalah klub ini selalu bisa bangkit dan bangkit lagi dari keterpurukan.
Beberapa tahun ini mungkin United
tak menunjukkan kelasnya sebagai klub besar, tapi kondisi ini malah bagus.
Dengan seperti itu kita bisa melihat mana fans plastik mana fans sejati. Saya,
bahkan semenjak Sir Alex menunjuk David Moyes tetap percaya pada pelatih United manapun. Meskipun terpuruk atau
bahkan degradasi pun saya akan tetap mendukung tim ini. Karena Manchester United adalah klub yang
sangat.. sangat.. saya cintai. Tak peduli orang lain mencacinya.
“HATED ADORED NEVER IGNORED”
Prestasi Manchester
United dalam Liga Domestik menembus angka 20 kali juara, di eropa United berhasil mengangkat Piala Liga
Champions sebanyak 3 kali. Semoga dan semoga prestasi United kembali lagi seperti dulu, Mr. Mourinho yang sekarang melatih United saya yakin punya seambrek rencana untuk mensukseskan tim
ini, percayalah siapapun pelatih United kita harus mendukungnya.
“Your Job Now is to Stand by Your New Manager,” SIR ALEX FERGUSSON.
Takut Manchester City
juara? Yak elah gak usah takut napa. Mereka sampai kapanpun tetaplah tetangga
berisik. Yang harus kita takuti dan menjadi rival sejati adalah Liverpool. Jangan sampai Liverpool bangkit dari kubur dan
fansnya jadi sombong-sombong lagi.
Jadi fans United itu beraaat, kamu nggak akan kuat, biar aku
saja.
Sekian.
United till die!!!
BalasHapus