Musik. Salah satu keindahan yang pernah tercipta di dunia ini. Karya hebat dari Sang Pencipta, untuk kita semua. Teman disaat kita senang maupun duka. Pahlawan tanpa tanda jasa. Satu kata untuknya, Sempurna.
Saya lahir di tahun 90’an, tahun dimana musik Indonesia masih menggapai puncaknya. Berjaya di tanah kelahirannya, meledak di seluruh penjuru nusantara. Itulah kenapa mereka semua menjadi legenda, legenda yang tak akan pernah terlupa. Dari sekian legenda, tersebut satu nama yang pantas diperbincangkan. Satu nama yang tak akan pernah saya lupa.
Sheila on 7, itulah dia. Band legendaris asak kota Jogja. Hampir semua orang tahu mereka. Ya.. merekalah salah satu band favorit saya. Menemani tumbuh kembang saya, hingga saat ini setidaknya. Karya-karya hebat lahir dari tangan-tangan mereka. Satu lagu yang hingga saat ini masih terngiang-ngiang di kepala. Lagu yang sangat indah, entah kenapa tetap indah meskipun sudah berkali-kali di dengar. Lagu yang memiliki lirik rupawan, bak seorang putri kerajaan. Lagu yang berlabelkan nama “Anugerah Terindah”. Seindah lirik di dalamnya. Tapi entah kenapa lagu ini tak pernah cocok untuk diri saya. Atau setidaknya hingga saat ini tiba.
Tiga anugerah terindah pernah hadir di kehidupan saya. Tapi dari semuanya, atau setidaknya hingga sekarang ini, belum ada dari semuanya yang bisa saya miliki. Tak henti-hentinya Tuhan mengirimkan anugerah terindah untuk saya, tiga kali kado itu datang dari-NYA. Kado ketiga, kado spesial yang menggantikan kado kedua. Bicara tentang kado kedua, kado ini adalah kado terbaik yang pernah saya terima. Kado ketiga? Entahlah, tak ada kata-kata di dunia ini yang sanggup untuk menggambarkannya. Karena apa, jelas karena kado ini menggantikan kado terbaik yang pernah saya terima. Menjadikannya terbaik diantara yang terbaik. Terima kasih Tuhan, atas segala limpahan nikmat-MU. Beranjak ke kado ketiga, kado yang saat ini masih diperjuangkan. Bersusah payah untuk membukanya, setidaknya saya berusaha.
Kembali ke lagu diatas. Tentang Sheila on 7, band yang bisa dikatakan sangat beruntung. Beruntung karena apa, beruntung karena mereka tak bertemu saya saat lagu itu tercipta. Entah seperti apa jadinya jika mereka bertemu saya disaat lagu itu mulai tercipta. Mungkin lirik lagu di “Anugerah Terindah” akan sedikit mengalami perubahan. Bukan “Anugerah terindah yang pernah kumiliki” tetapi berubah menjadi “Anugerah terindah yang belum kumiliki”. IRONI. Ironi sekali hidup
“Anugerah Terindah”. Anugerah kado terindah, Kado Ketiga. Hanya dengan melihatmu seluruh dunia sudah tahu, bahwa keindahan ciptaan Tuhan itu tak akan tertandingi oleh apapun. Jangan pernah bersedih, aku selalu siap untuk membukamu. Sekarang atau nanti, akan kunanti. Tuhan pasti memiliki alasan kenapa kado ini datang kepadaku. PASTI. Itu sudah pasti. Satu kalimat penutup dari semua ini “Kado ketiga, kado terkece dari yang pernah saya terima”.
Komentar
Posting Komentar