Bicara tentang impian, dulu waktu
masih di SMA ada beberapa impian yang ingin saya gapai. Dari yang kecil hingga
yang besar, dari mulai impian tentang karir hingga impian tentang pasangan,
banyak sekali kalau dijelaskan. Dan bodohnya, saya terlalu yakin bahwa semua
impian tersebut akan tercapai. Keyakinan yang sudah tak pernah lagi menyala di
waktu-waktu sekarang ini. Bukan redup tetapi tak berkobar-kobar seperti dulu
lagi. Karena sebabnya adalah selepas SMA, saya merasakan sendiri bahwa
impian-impian tersebut tak mudah untuk digapai. Inilah realita, kehidupan yang
sebenarnya dari pahitnya dunia ini. Yahh itulah masa-masa selepas SMA, masa-masa
dimana kita harus menjadi dewasa, dewasa dalam menerima segalanya. Bukan hanya
tentang menerima kemenangan tapi juga tentang menerima kegagalan. Kita harus
siap dengan apapun yang menghadang, karena ini semua adalah tentang bertahan.
Bukan hanya tentang pola menyerang tapi juga tentang pola bertahan. Suatu pola
yang bisa kita sebut filosofi kehidupan. Filosofi dimana transisi dari bertahan
ke menyerang atau menyerang ke bertahan berjalan seiringan. Demi apa? Jelas
demi eksistensi kehidupan kita di peta persaingan. Saya bukan bermaksud untuk
menjadi guru, tetapi lebih kepada berbagi pengalaman. Saya sadar bahwa saya bukan
orang terbaik yang pantas untuk didengar, tetapi setidaknya belajarlah dari
kegagalan diri saya.
Filosofi perpindahan, itulah yang
sampai sekarang masih saya pelajari. Dimana tadi diatas sudah saya jelaskan sedikit
tentang filosofi tersebut. Inti dari filosofi ini adalah tentang sebuah transisi
atau perpindahan, yaitu tehnik dimana semakin mahir kita dalam bertransisi dari
satu posisi ke posisi yang lain maka sudah dipastikan kita akan memenangkan
persaingan. Inilah kenapa kita harus siap, ini bukan lagi masa-masanya kita
terlalu ingin memenangkan segalanya atau terlalu lemah untuk bertahan. Ini
adalah masa-masa dimana kita harus menjaga irama situasi di sekeliling kita.
Jangan terlalu memaksa dan lihatlah sekelilingmu, baru kemudian amati dan
putuskan. Ingat itu! Dan yang terpenting, kemenangan memang menyenangkan,
tetapi jangan pernah mencampur adukkannya dengan keegoisan. Lebih baik jadilah
seseorang yang memenangkan segalanya dengan “Elegan”
bukan “Arogan”. Dua kata yang mungkin
sama tapi memiliki arti yang berbedakan?
Dari semua pembahasan diatas saya
akan merangkumnya diakhir tulisan ini. Kesimpulan yang bisa saya ambil dari
semua tulisan ini bahwa impian merupakan sesuatu yang sangat indah untuk
diperjuangkan. Tapi setidaknya persiapkanlah diri kita dengan matang-matang, bukan
hanya tentang kebahagiaan tapi juga tentang kesedihan. Agar kelak ketika impian
tersebut berbalik arah dan berusaha menampar realita kehidupan kita, diri kita
sudah siap untuk menerimanya dan bergegas mempersiapkan diri untuk bangkit dan
memeluk erat impian itu lagi.
Komentar
Posting Komentar