Gagal.
Suatu kejadian yang selalu melekat dengan diri saya. Seperti lem yang melekat
ke tubuh saya. Sifat yang selalu mendampingi saya dimanapun berada, menjadi
pasangan setia dari segala yang ada di dunia ini. Pasangan setia yang tak
pernah saya anggap ada. Doa saya, semoga kami segera talak 3 agar hubungan kami
cepat-cepat pisah. Pisah karena entah kenapa semua keinginan dari diri saya selalu
terkendala dengan semua itu. Maka dari itu semoga kami cepat-cepat berpisahnya,
Aamiin. Kembali ke gagal, mungkin itu semua disebabkan karena belum beruntung
atau usaha yang belum maksimal. Atau mungkin karena keinginan tersebut tidak
baik untuk diri saya sendiri dan Tuhan lebih tahu mana yang baik buat diri saya.
Entahlah yang jelas yang mana, setahu saya kegagalan ini seperti sampah-sampah
yang berserakan di jalanan. Sama-sama bukan barang penting di dunia ini, di
pandang sebelah mata untuk sementara ini.
Berlabel
sampah, itulah kata-kata yang cocok untuk saya. Bukan orang lain yang menilai
seperti itu, tapi diri saya sendiri yang melabeli seperti itu. Lebih baik
merendah daripada berperilaku sombong dan menindas. Mungkin karena berlandaskan
prinsip seperti itu maka saya tak pernah berpikiran untuk menyombongkan diri
atau menindas, ini prinsip yang selalu saya pegang teguh dalam diri saya. Prinsip
kedua yang selalu saya ingat-ingat dimapun berada. Kalau prinsip yang pertama,
iyyaa emang karena tak ada yang bisa disombongkan dari diri saya, mau gimana
lagi. Prinsip kedua lebih keren, yaudah prinsip pertama kita sembunyikan. Balik
lagi ke sampah, barang yang saya kategorikan mirip dengan diri saya. Entah
apakah sampah juga berpikiran sama dengan saya. Apakah ketika dia sedih dan merasa terhina, dia akan berpikiran bahwa dirinya mirip
dengan saya. Semoga saja, karena saya sudah menganggapnya sebagai saudara
kembar di dunia ini. Udah cukup nyaampahnya, sekarang giliran arti dari
kegagalan itu seperti apa? Sedikit pengertian yya. Kegagalan itu saat dimana
kita suka terlalu serius dengan seseorang dan entah kenapa orang tersebut
terlalu serius tidak suka dengan kita, terlalu seriusnya berulang-ulang hingga
tiga kali. Atau ketika kamu terlalu berbeda dengan orang-orang di sekitar
lingkunganmu berada, dan saat kamu mencoba merubahnya untuk menjadi sama entah
kenapa semua itu susahnya minta ampun. Itulah arti kegagalan sebenarnya. PAH SAMPAH!
Save Sampah.
Gerakan seperti itu merupakan keinginan saya. Saya ingin hak-hak sampah di
dunia ini di dengar. Simple, mereka hanya ingin dijadikan bagian dari dunia ini,
hargailah mereka. Jangan menganggapnya seperti barang tak berguna yang bisa
seenaknya dibuang. Sudah gitu buangnya gak ke tempat semestinya lagi. Kasihan
mereka, sudah di buang tapi gak ke tempat semestinya. Dibuang itu buruk, tapi
lebih buruk mana sama dibuang tak ke tempat semestinya. Itu mirip dengan
dibunuh tanpa ada alasan yang jelas. Keinginan mereka cuma satu yaitu hanya
ingin pulang ke rumahnya, yaitu tempat sampah. Dan kemudian berreinkarnasi
menjadi barang yang bisa dibutuhkan kembali. Tapi terkadang reinkarnasi mereka
selalu menemui kegagalan, dan berujung ke kematian api pembakaran. Saya tahu
perasaan mereka, karena saya adalah mereka dan mereka adalah saya. Saya ingin
ada menteri yang mengurusi masalah persampahan, “Menteri Persampahan”. Menteri
yang mengurusi segala macam sampah, entah itu sampah kotoran ataupun sampah
masyarakat. Mereka tak pantas untuk di buang dan di acuhkan, mereka hanya ingin
berreinkarnasi menjadi sesuatu yang berguna kembali. Olah kami, hidupkan kami
lagi atau jadikan kami barang yang berguna lagi. Menteri Persampahan, hidup
kami tergantung padamu. Atau pada orang-orang yang peduli terhadap kami.
Selamatkan kami, “SAVE SAMPAH”.
Komentar
Posting Komentar