Langsung ke konten utama

Ikut Tren atau Primitif

Kepala saya mungkin kegencet tangan mbah dukun terlalu lama waktu dulu lahiran. Iya emang nasib sih, saya anak satu-satunya di keluarga yang dilahirkan dengan perantara mbah dukun. Rumah saya terlalu jauh untuk digapai para dokter pada saat itu, lagian ibu saya juga mendadak lahirannya.

Berangsur-angsur, saya sadar bahwa mungkin dukunnya dulu waktu narik terlalu kenceng, sekencang kecepatan download internet di Jepang. Efeknya baru kerasa ke cara pandang saya yang sedikit belok agak aneh dari kebanyakan orang-orang disekitar saya.

Bayangkan dulu waktu SMA, temen-temen waktu ditanya apa cita-citanya kelak di masa depan, jawabannya semonoton pertandingan MU nya si-Mourinho. Kalau enggak PNS, pegawai BUMN ya swasta. Mlenceng-mlenceng sedikit paling ada yang ingin jadi dokter, perawat, polisi , TNI dan sejenisnya. Nah giliran saya ditanya apa cita-citanya, saya jawab simpel sih pengen punya pabrik sepatu bossque. “Lho alasannya apa?,” Pak Guru nyamber. Saya jawab aja, “Gini pak.. saya waktu SMA iri banget lihat temen-temen banyak yang pakai sepatu branded dari luar negeri, aseli-aseli lagi. Lha giliran saya, mau beli nasi goreng di kantin sekolah saja seminggu cuma bisa satu kali. Karena itu saya pengen punya pabrik sepatu, biar gak usah beli langsung pakai produk sendiri.” Lanjut, dewasa dikit masih SMA juga sih. Saya punya cita-cita pengen jadi komikus terkenal macam Cak Eiichiro Oda atau Cak Masashi Kishimoto. Alasannya saat itu simpel juga, biar saya punya produk karya sendiri yang dipajang di rak buku Gramedia. Simpel tapi edan.

Nah pemikiran konyol semacam ini berlanjut sampe sekarang. Ini urusan selera sih, tapi susyahnya minta ampun. Saya adalah orang yang tak suka banget dengan smartphone ukuran layar besar. Sementara kalau kita lihat sekarang eranya hape bosor-bosor semua. Kenapa saya tidak suka?

Pertama, ya seperti mendiang Steve Jobs bilang hape itu ya harus simpel, bisa dimasukkin saku celana atau baju. Dan katanya lagi hape yang ukurannya melebihi 4 inch itu hape sampah, nah loh Iphone terbaru sekarang ukurannya berapa coba? Kedua, saya ini tingginya cuma 160 cm, daftar kerja aja udah kena banyak diskriminasi eh sekarang mau beli hape juga kena diskriminasi. Bayangkan untuk ukuran orang pendek Indonesia itu tangannya segede apa sih? Bagi saya megang hape itu ya harus seenak megang sabun batangan to ya *ehem. Lha kalau mau dipikir lagi sih, hape layar gede itu fungsinya buat apa coba? Nonton film esek-esek? Kalau mau puas ya nonton di Alexis Laptop lah. Wong kalau dipikir-pikir juga, layar 4 inch itu udah cukup kok kalau buat main game sama nonton film. Nah berhubung saya juga tak tertarik main game di hape, maka dari itu saya tak terlalu tertarik banget sama hape segede pentungan maling. Bagi saya smartphone itu ya cukup buat tweetwar di medsos, nerima telpon penipuan atau ngebaca hoax di grup chat keluarga, udah gitu doang. Itu kan gak perlu layar gede-gede banget, kecuali anda sedikit terganggu mata penglihatannya. 

Bagi saya hape muasyook itu ya yang ukuran layarnya 4 inch sampai 4,7 inch lah, yang sialnya di lini bisnis ini cuma Apple yang masih konsen di sektor tersebut. Saya sudah rangkum sih hape-hape terbaik menurut saya untuk ukuran layar yang saya sebut diatas, nah ini dia daftarnya:

  • Sony Xperia Z Compact
Hapenya mungil-mungil banget, ukurannya berkisar dari 4 inch sampai 4,7 inch. Pilihannya juga beragam, ada Z1 Compact, Z3 Compact hingga yang terbaru Z5 Compact. Bagi yang pengen hape rasa material Iphone yang kaca-kaca licin gitu, boleh tuh dicoba Z3 Compact. Warnanya banyak, depan belakang full kaca, dijamin mengkilap. Masalah kualitas gimana? Mantap semua gan, terlebih untuk Z3 & Z5 nya. Tapi ya itu, Sony gaes harganya sundul selangit, kalau Iphone mah enggak apa-apa sundul selangit lha ini Sony masalahnya. Kalau mau beli ya beli bekas aja yang Z3 Compact banyak berkeliaran kok di toko online.
  • Xiaomi Redmi 2

Siapa yang gak kenal Xiaomi, raksasa hape dari tirai bambu ini. Konsepnya yang semirip mungkin dengan Iphone jadi daya tarik buat kawula muda. Meskipun ya konsepnya cuma sebatas interface aja, kalau masalah desain materialnya jangan diadu lah sama Iphone, beda kelas banget. Jujur sebenarnya hape saya ya Redmi 2 ini, versi global keluaran pertama RAM 1GB yang dulu sempat antre rebutan beli di Lazada. Nah entah kenapa saya agak sedikit risih sama model desain Xiaomi dari Redmi yang ini sampe yang sekarang, mungkin kecuali Redmi Mix Sih. Entah kenapa body belakang Xiaomi itu selalu melengkung memutar gitu kayak setengah lingkaran (bagian samping body belakang). Bagi saya itu malah menghilangkan kesan elegannya. Padahal kalau dilihat dari depan udah asyik banget. Di jajaran hape Xiaomi juga gak terlalu banyak yang punya layar minimalis, tau sendiri sekarang produsen-produsen hape Asia lagi gencar-gencarnya promosi hape gede untuk memuaskan hasrat generasi micin. Paling di Xiaomi yang punya hape layar 4,7 inch ya cuma lini Redmi 2 ini, yang sedikit agak baru mungkin Redmi 2 Prime. Nah selebihnya minimal 5 inch. Masalah harga hape Cina Dewa gan. Wong hape Xiaomi terbaru Xiaomi A1 yang disokong Google langsung aja cuma dihargai 3 jt-an kok. Apalagi Redmi 2 yang notabene sektor recehan buat Xiaomi. Langsung sikat gan!

  • Iphone
Nah ini nih yang lagi saya idam-idamkan banget. Iphone mah siapa yang enggak ngiri ya. Produsen yang menurut saya masih konsen banget sama segmentasi orang seperti saya. Mau yang 4 inch ada Iphone 5, Iphone 5C, Iphone SE. Atau mau yang 4,7 inch ada Iphone 6, Iphone 7, Iphone 8. Menggairahkan banget emang. Bagi saya, sampai sekarang ini emang cuma Iphone yang bisa memadukan software dan hardware kece jadi satu. Interfacenya yahud banget, sementara body hapenya elegan-elegan banget. Mungkin bisa saya analogikan fusion antara Nella Kharisma dengan Via Vallen. Kalau boleh memilih mungkin saya tertarik sama Iphone SE, alasannya dari segi harga dan kualitas. Harganya tergolong murah dari seri-seri lainnya yang muncul setelahnya, namun dari kualitas setara Iphone 6S. Inilah hape yang memotivasi saya buat cepet-cepet nikah cari pekerjaan. Karena hidup ini, kurang afdol rasanya tanpa memegang body mulus hape Iphone. Sedikit info kenapa Iphone itu seni artistiknya tinggi banget. Alasannya karena Steve Jobs, adalah orang yang sangat suka sekali dengan dunia seni. Steve Jobs menginginkan hape yang tak meninggalkan seni sedikitpun entah itu dari segi hardware maupun software. Bahkan dari segi promosi dan cara penggiringan opininya saja Steve Jobs tak sedikitpun meninggalkan seni di dalamnya.

Nah itu tadi daftar beberapa smartphone yang menurut saya cocok banget bagi segmentasi golongan kaum seperti saya. Saya prediksi (meskipun saya bukan dukun) kedepan mungkin akan semakin sedikit produsen yang bakal menelurkan hape dengan ukuran layar kecil, perkembangan jaman now ikut merubah pemikiran produsen hape untuk membuat produk yang sesuai target pasar. Yang sialnya, pasti target pasar itu adalah golongan mayoritas. Untuk urusan segmen remahan-remahan seperti saya ini, tunggu nasib saja mau ikut tren atau jadi primitif. Modyar!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hated Adored Never Ignored

Awal mula suka bola? Ya.. kira-kira tahun 2002’an saat nonton pagelaran Piala Dunia di tipi. Tapi kalau bicara sesuatu yang membuat saya sangat tertarik sekali dengan olahraga ini ya the one and only.. “Alessandro Del Piero” . Bahkan kalau ditelisik saya sudah suka dengan Del Piero semenjak sebelum sekolah TK. Tahun 1999’an mungkin ( tua Banget ya saya ). Dulu.. dulu sekali saya sudah minta baju jersey Juventus bernama  Del Piero pada ibu saya, meskipun pada saat itu belum bisa membaca tapi saya sudah bisa menghafal bentuk huruf tulisan Alesandro beserta nomor punggungnya saat memilih.  Berkat beliau saya mencintai permainan ini, karena auranya, gaya mainnya, kepemimpinannya, dan daya pikat gocekannya yang tak tertandingi. Makanya sampai sekarang bagi saya pemain terbaik di dunia itu ya cuma satu, ya “Del Piero” , siapa lagi. CR7? Messi? Jauh banget lah. Mereka semua mungkin hebat tapi ada sisi lain di luar sepakbola atau skill mereka yang tak sesempurna “Alesandro Del ...

Lirik Lagu Good Boy Jimmy-Waiting The Sun Goes Down

Ini lagu berasal dari band indie asal Kota Malang. Denger-denger sih band indie tertua di Kota Malang. Dari sekian banyak lagunya yang keren-keren, menurut saya ini yang paling kece liriknya. Enak di denger saat lagi dalam keadaan susah. So, buruan di download! Waiting the sun goes down 3X Don’t go please stay with me And you will see what i feel Hey belle, please look at me I’m the one that supposed to be You’re the sun, you keep me warm When i’m cold and feel lonely You’re the bloodstream that keeps me alive Cuz’ in your eyes, I see the glitters of hope that surround by thousand memories of our delight Waiting the sun goes down 3X Don’t go please stay with me And you will see what i feel Hey belle, please look at me I’m the one that supposed to be You’re the sun, you keep me warm When i’m cold and feel lonely You’re the bloodstream that keeps me alive Cuz’ in your eyes, I see the glitters of hope that surround by thousand memories of o...

Isi Adalah Kosong, Kosong Adalah Isi

                        Udah pernah baca postingan saya yang sebelumnya? Tentang Teman yang Aneh? Kalau udah berarti kalian semua akan mengerti tentang apa yang saya bahas di tulisan ini. Iya ini tentang teman aneh yang masih dan masih aneh. Di tulisan kemarin saya selalu berusaha untuk memecahkan teka-teki orang ini. Siapakah dia sebenarnya, jati diri sebenarnya dari dirinya. Berbagai teori keluar namun berangsur-angsur semua itu terbantahkan dengan sendirinya. Semua masih menjadi misteri. Penasaran? Iya itulah kata yang cocok untuk saya selama ini. Kuselipkan doa di setiap Sholat 5 waktu agar Tuhan menunjukan jalan keluar dari semua teka-teki ini. Setelah ada dua teori atau asumsi yang terbantahkan di tulisan kemarin, akhirnya kali ini tercetuslah sebuah teori baru tentang orang ini. Sebuah teori yang melewati berbagai rintangan berdarah-darah, dan akhirnya perjuangan itu membuahkan hasil. Dengan di bantu teman saya, k...