Suatu ketika, di sebuah negeri yang ramai dengan para
pelancong, bertemulah beberapa saudagar dari berbagai negara di sebuah pondok
warung makan. Mereka berjumlah 4 orang, dengan berbagai karakter yang
berbeda-beda.
Satu persatu mereka
memperkenalkan diri di tempat tersebut. Mereka adalah si A,B,C dan D. Mereka berempat rencananya
hendak melakukan perjalanan menuju sebuah kota di sebrang. Sebelum berpamitan,
keempat orang tersebut mengutarakan sebuah rahasia. Bahwasanya, mereka semua
masing-masing membawa harta karun yang tak ternilai harganya. Meskipun begitu,
satu sama lain tetap kekeuh tak mau mengutarakan apa harta karun yang dibawanya.
Karena terlalu lama berdebat dan tetap tak ada yang mau memberitahu akhirnya
keburu petang datang, mereka berempat berpisah dan melakukan perjalanan ke kota
sebrang.
Kota sebrang yang mereka datangi ini, memanglah kota yang
indah. Namun desas-desusnya perjalanan kesana sangat berbahaya. Banyak begal di
tengah perjalanan, kalau tidak hati-hati nyawa menjadi taruhannya. Nah sialnya,
keempat orang ini yang merupakan pendatang tidak tahu bahaya apa yang akan
menimpa mereka. Apa lagi mereka melakukan perjalanan ini secara terpisah.
Memang sih banyak jalan menuju kota sebrang ini, namun kesemuanya sama saja resiko mara bahayanya.
Perjalanan di mulai dari si A, si A adalah pengusaha
sukses dari negeri nun jauh disana. Tujuannya pergi ke negeri sebrang yang sedang dituju adalah untuk
menikmati keindahannya yang sudah menjadi perbincangan banyak orang. si A melakukan
perjalanan di dampingi dengan fasilitas super mewah, namun celakanya di tengah
perjalanan mereka dihadang oleh beberapa begal. Dengan cekatan begal mengontrol
keadaan dan mengutarakan pertanyaan kepada si A. “Hei kau, apa sesuatu yang
bisa kau berikan kepadaku, barang yang sangat kau sayang, jika kau berikan
kepadaku, maka aku bebaskan kau dari sini.” Setelah berpikir sejenak si A
akhirnya sadar bahwa harta karun yang dibawanya bisa saja diberikan ke begal
dan dia bisa selamat. Diberilah harta karun tersebut ke begal, apa harta karun
itu? Yaitu bongkasan emas dan berlian yang jumlahnya sangat banyak sekali
beserta tabungan dan harta kekayaan si A. Setelah diberi, begal merasa puas dan
membunuh si A karena ditakutkan si A melakukan balas dendam di kemudian hari.
Kemudian di tempat lain, si B yang merupakan seorang Raja
melakukan perjalanan di dampingi oleh ratusan pengawalnya. Apa itu menjadi
jaminan keselamatannya? Tidak juga, ternyata sebagian pengawalnya adalah bagian
dari begal itu sendiri. Seperti si A, si B pun menerima pertanyaan yang sama dengan
si A. “Hei kau, apa sesuatu yang bisa kau berikan kepadaku, barang yang sangat
kau sayangi, jika kau berikan kepadaku, maka aku bebaskan kau dari sini.” Si B
sadar, satu-satunya harapannya adalah harta karunnya. Maka dia berkata bahwa
satu-satunya yang dia sayangi adalah tahtanya, jika si begal bersedia tidak
membunuhnya, maka si B bakal memberikan kedudukan yang tinggi pada begal di
istananya. Dasar begal, dia merasa kedudukan itu masih kurang. Maka dia
mengincar posisi tertinggi sebagai sebuah Raja. Bertitahlah akhirnya sang Raja
agar posisinya digantikan oleh begal tersebut disaksikan oleh semua orang
tersebut. Dirasa suatu saat keturunan si B bakal memberontak ke begal yang
sudah menjadi Raja, maka si B dan semua keluarganya dihabisi tak tersisa.
Di lain waktu, si C yang merupakan maniak perempuan.
Melakukan perjalanan bersama dengan
belasan istri-istrinya yang cantik dan rupawan. Di tengah perjalanan,
begal menghentikannya juga. Memberikan pertanyaan yang kurang lebih sama dengan
si A maupun si B. “Hei kau, apa sesuatu yang bisa kau berikan kepadaku, barang
yang sangat kau sayang, jika kau berikan kepadaku, maka aku bebaskan kau dari
sini.” Si C berpikir harta karunnya adalah istri-istrinya sendiri. Dengan
memberikannya pada si begal, dia bisa selamat, toh dia juga bisa mencari istri
lagi nanti. Tapi rencana itu rusak seketika si begal juga membunuh si C di
depan istri-istrinya. Si begal berujar, tak mungkin membiarkan Si C hidup
dengan dendam dan suatu saat balik menerornya.
Terakhir, Si D yang melakukan perjalanan sendirian seorang.
Tanpa kendaraan dan tanpa pengawal. Kebetulan si D juga melewati gerombolan
begal di suatu tempat. Si begal sudah merasa apes karena harus menghentikan
orang yang bisa dikata compang-camping dan lebih mirip seorang pengemis. Tapi si
begal karena terdesak ekonomi, berpikiran mungkin ada juga harta barang sedikit
yang bisa dirampas dari orang ini. Ditanyalah akhirnya si D oleh begal
tersebut. “Hei kau, apa sesuatu yang bisa kau berikan kepadaku, barang yang
sangat kau sayang, jika kau berikan kepadaku, maka aku bebaskan kau dari sini.”
Si D menjawab dengan lugas, “Harta? Harta terbaikku adalah mencintai Tuhan, apa
kau ingin merampasnya? Cobalah sendiri kalau bisa?”. Mendengar perkataan
tersebut, si begal tak percaya, akhirnya di geledahlah si D dan benar saja tak
ditemukan harta sedikitpun melekat di badannya kecuali baju lusuh dan celana
kotornya. Saking jengkelnya si begal akhirnya berkata, “Hei pengemis
enyahlah kau dari sini, hidupku sudah susah jangan kau tambahi susah lagi,
dasar orang miskin, pergi sana!!”. Dengan jengkel, si D pergi dari kumpulan
begal tersebut.
***
Komentar
Posting Komentar